Detik Pendidikan-- Mendikbud Mohammad Nuh akhirnya mengungkapkan beberapa
hasil investigasi ujian nasional (UN) 2013 yang sempat kisruh beberapa
waktu lalu. Didampingi Dirjen Dikmen Hamid Muhammad, Wamendikbud Musliar
Kasim, Kabalitbang Khairil Anwar Notodiputro, dan Irjen Haryono Umar,
Nuh mengatakan terdapat empat penyebab terlambatnya pelaksanaan UN di 11
provinsi.
Empat penyebab tersebut pertama karena terlambatnya pencairan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kemendikbud oleh Kemenkeu. Anggaran UN
termasuk di dalam DIPA ini.
"DIPA Balitbang di mana DIPA UN termasuk didalamnya baru keluar
tanggal 13 Maret sehingga kontrak dilakukan 15 Maret. Sebulan sebelum
pelaksanaan UN SMA 15 April. Sedangkan tahun lalu jarak antara kontrak
dengan pelaksanaan UN dua bulan," jelas Nuh pada konferensi pers di
kantor Kemendikbud Senin (13/5).
Kedua, lanjut Nuh, kelemahan manajerial internal Kemendikbud.
Penyampaian master soal dari Puspendik ke percetakan tidak menyeluruh
tapi bertahap yakni 15 Maret, 18 Maret, dan 23 Maret.
"Irjen sebenarnya sudah memberikan early warning tapi tidak
direspon dengan baik. Di sini Kemendikbud mengakui ada kelemahan pada
sistem pengendalian internal dan pengelolaan resiko yang belum
terkoordinasi dengan baik," ujar Nuh.
Ketiga kelemahan manajamen di percetakan. Menurut Nuh ada persoalan
teknis pada penyiapan percetakkan. Yakni percetakkan sulit menggabungkan
antara naskah dengan LJUN. "Naskah hitam putih sedangkan LJK UN
berwarna. Satu percetakkan kesulitan menggabungkan," kata Nuh.
Selain itu, Nuh menuturkan, pola kerja yang tidak terkoordinator
dengan baik dan tidak ada kontrol resiko dari internal percetakkan
tersebut.
"Buktinya lima percetakkan lainnya bisa menyelesaikan dengan baik mencetak naskah digabung dengan LJK," tutur Nuh.
Keempat, sebut dia, lalainya tim pengawas di percetakkan yang terdiri
dari dinas pendidikan provinsi dan Perguruan Tinggi (PT). Yaitu untuk
melakukan validasi data peserta dengan kebutuhan amplop naskah UN di
setiap sekolah yang tidak berjalan dengan baik. Sehingga masih ditemukan
adanya kekurangan amplop naskah UN dan salah alamat pengiriman amplop
naskah.
"Anggaran telat, manajemen seperti itu, percetakan juga begitu.
Ditambah tim pengawas juga membuat keterlambatan UN menjadi sempurna,"
tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar